Pada bulan September 2016, gue memelihara seekor ular sanca.
Keinginan ini muncul gara-gara gue tidak mendapat izin untuk memelihara
jenglot. Gue becanda. Alasan sesungguhnya kenapa gue memelihara ular sanca
adalah karena gue pengen aja. Biar kamu tau dikit tentang gue, sejak gue smk
kelas 11 gue udah memiliki ketertarikan sama hewan reptilia. Sehingga, ketika
gue lulus smk dan gue merasa punya waktu luang untuk mengurus ular, maka gue
pun membeli ular.
Walaupun sempat mendapat penolakan dari seluruh keluarga di
rumah, akhirnya ular sanca tetap berhasil gue bawa pulang. Karena gue pikir,
walau orang rumah takut sama ular, mereka juga gak akan berani diam-diam buang
ular gue. Iya, gue memang seegois itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, seluruh
anggota keluarga gue mulai terbiasa dengan adanya ular sanca sepanjang 1,5
meter yang gue taruh di bawah meja televisi.
Kejadian ular sanca gue lepas dari kandang pernah terjadi
sekali, di suatu malam, dan berhasil membuat seluruh orang rumah panik.
Termasuk gue. Kejadian ini terjadi karena kelalaian gue yang tidak menyadari
kalau ular gue sedang kalaparan. Saat itu ular sanca gue memang dalam keadaan
rakus-rakusnya. Dalam seminggu, dia bisa menghabiskan 4 potong kepala ayam.
Membuat ular sanca gue semakin cepat besar, yang otomatis membuat dia
kesempitan sendiri dalam kandangnya. Dalam posisi kelaparan dan kandang yang
kurang nyaman, membuat si ular nekat nyundul-nyundulin kandang dan akhirnya
berhasil keluar.
Untungnya, gue setiap hari selalu memeriksa si ular. Dan
saat menyadari kandang telah kosong, saat itulah gue pengen ngerasain masuk ke
dalam kandangnya. Tentu itu bohong. Gue panik, dan bilang sama seluruh penghuni
rumah, bahkan pada ketiga kucing gue untuk segera membantu mencari si ular.
Untungnya, si ular gak kabur jauh. Dia cuma nyempil di belakang speaker rusak
yang gak jauh dari kandangnya. Gue adalah orang pertama yang menemukannya.
Bukan karena gue sakti atau kejadian ini hanya rekayasa, melainkan gue lumayan
paham soal kabur-kaburan ular peliharaan. Terutama jenis ular sanca ini.
Yang pertama, ular gak akan kabur dan menuju ruang terbuka.
Kedua, dia akan mencari tempat sempit dan hangat. Dan ketiga, dia gak mungkin
kayang.
Jadi, gue bisa dengan cepat menemukan si ular, dan
mengembalikannya ke dalam kandangnya semula.
Pada video gue ini, ular sanca gue masih belum begitu besar.
Sehingga gue masih berani ngambil video dari dekat. Dan satu lagi, si ular baru
aja makan. Membuat dia kekenyangan dan gak gerak-gerak waktu divideoin.
Masih menggunakan kamera pocket Canon A480 dan diedit dengan
video show pada hp Evercoss A7E.
Ngomongin soal ular, sebenernya gue udah beberapa kali
memelihara ular-ular dari jenis yang berbeda. Namun, ular sanca inilah yang
paling lama sama gue.
Oke gini aja. Tengkyu yang udah berkunjung dan baca,
Salam optimis,
Riva Armis.

0 comments